Monday 18 June 2012

Praktikum Mikrobiologi Virologi - Medium Pertumbuhan Mikroorganisme


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.
Sementara itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
Pada penelitian ini saya akan membuat piaraan mikroba dengan menggunakan media padat, yaitu agar-agar sebagai tempat pertumbuhan mikroba dan media apel serta kentang untuk mengetahui pertumbuhan organisme dari beberapa macam tanah. Setelah itu mengidentifikasi sifat dan koloni mikroba yang terdapat pada biakan.
1.2 Tujuan
  1. Mengetahui dan mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada media apel dan kentang dari berbagai karakteristik tanah.
  2. Mempelajari teknik / cara dari proses sterilisasi pada alat dan bahan.
  3. Mempelajari dan mengetahui cara pembuatan media padat Potato Sucrose Agar (PSA).
  4. Memepelajari teknik / cara penanaman mikroba
  5. Mengamati sifat pertumbuhan dan bentuk koloni mikroba pada berbagai media.
BAB II
KAJIAN TEORI
  1. I. Pembiakkan Mikroba
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, dan kehidupan jasad hidup mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme). Untuk mempelajari mikroorganisme yang mempunyai ukuran kecil ini diperlukan adanya suatu pengamatan. Pengamatan itu dapat dilakukan dengan pemiaraan (kultur/biakan) mikroorganisme yang berfungsi memudahkan pengamatan.
Ada beberapa istilah dalam pembiakkan mikroorganisme:

Biakan murni
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan.
Piaraan campuran, Piaraan murni
Supaya kita mendapatkan satu spesies saja dalam satu piaraan, maka perlulah diadakan suatu piaraan murni (pure culture). Piaraan murni dapat diperoleh dari piaraan campuran (mixed culture) dengan cara sebagai berikut.
Kalau kita pertama kali mengadakan piaraan, biasanya yang kita peroleh itu suatu piaraan campuran. Misal, kita ambil bahan (sampel) dari udara, dari tanah, dari kotoran; kalau bahan itu kita sebarkan pada medium steril, akan tumbuhlah beraneka koloni yang masing-masing mempunyi sifat-sifat yang khas. Jika kita mengambil bahan dari salah satu koloni tersebut, kemudian bahan itu kita tanam pada medium baru yang steril, maka bahan itu akan tumbuh menjadi koloni yang murni, asalkan pekerjaan pemindahan itu dilakukan dengan cermat menurut teknik aseptik, yaitu menggunakan alat-alat yang steril dan aturan-aturan laboratorium tertentu. Piaraan yang kita peroleh dengan jalan demikian kita sebut piaraan pertama (primary culture), dan sifatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan, tetapi tiap-tiap waktu tertentu harus diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru. Piaraan-piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama disebut piaraan turunan (sub-culture).Tiap-tiap laboratorium perlu menyimpan beberapa jenis piaraan murni. Negara-negara yang sudah maju mesti mempunyai koleksi pelbagai piaraan murni; piaraan simpanan itu disebut juga “stock culture”.

  1. II. Sterilisasi
Bahan ataupun peralatan yang dipergunakan di dalam mikrobiologi, harus dalam keadaan steril. Artinya, pada bahan atau  peralatan tersebut tidak terdapat mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik akan mengganggu / merusak media ataupun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan/pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan.
Beberapa cara untuk mensterilkan medium
a. Dalam abad 18 orang mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut selama beberapa jam. Dengan jalan ini maka matilah semua benih kehidupan. Cara yang demikian ini dilakukan oleh Spallanzani (1729 – 1799) untuk membuktikan tidak mungkinnya abiogenesis.
b. Tyndallisasi. Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap untuk beberapa menit saja. Sehabis didiamkan satu hari – selama itu spora-spora sempat tumbuh menjadi bakteri vegetatif – maka medium tersebut dididihkan lagi selama beberapa menit. Akhirnya pada hari ketiga, medium tersebut dididihkan sekali lagi. Dengan jalan demikian ini diperolehlah medium yang steril, dan lagi pula, zat-zat organik yang terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan seperti halnya pada (a).
c. Dengan autoklaf, yaitu alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap. Medium yang akan disterilkan ditempatkan di dalam autoklaf ini selama 15 sampai 20 menit; hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan. Medium yang akan disterilkan itu lebih baik ditempatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam satu botol yang besar. Setelah pintu autoklaf ditutup rapat, barulah kran pada pipa uap dibuka, dan temperatur akan terus menerus naik sampai 121o C. Biasanya autoklaf sudah diatur demikian rupa, sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada sebesar 15 lbs (pounds) per inch persegi yang berarti 1 atmosfer per 1 cm2. Perhitungan waktu 15 atau 20 menit itu dimulai semenjak termometer pada autoklaf menunjuk 121oC. Setelah cukup waktu, maka kran uap ditutup, dan dengan demikian akan kita saksikan, bahwa suhu mulai turun sedikit demi sedikit, demikian pula manometer. Autoklaf tidak boleh dibuka sekonyong-konyong. Jika diperbuat demikian, maka isi botol yang ada di dalam autoklaf akan meluap ke mana-mana. Baiklah kita menunggu sampai manometer menunjukkan 0, barulah autoklaf kita buka. Pendinginan dilakukan sedikit demi sedikit. Jika medium mengandung vitamin, gelatin atau bangsa gula, maka setelah sterilisasi sependek-pendeknya dalam autoklaf, medium tersebut haruslah segera didinginkan sesudahnya dikeluarkan dari autoklaf. Perbuatan ini perlu untuk menghindarkan terurainya zat-zat tersebut. Medium yang sudah steril dapat disimpan dalam almari es..
d. Dengan penyaringan (filtrasi). Medium disaring dengan saringan porselin atau dengan tanah diatom. Dengan jalan ini, maka zat-zat organik tidak akan mengalami penguraian sama sekali. Hanya sayang, virus tak dapat terpisah dengan penyaringan, medium masih perlu dipanasi dalam autoklaf, meskipun tidak selama 15 menit dengan temperatur 121o C. Penyaringan dapat dilakukan juga dengan saringan yang dibuat dari asbes. Saringan ini lebih murah dan lebih mudah penggunaannya daripada saringan porselin. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai, sedangkan saringan porselin terlalu mahal untuk dibuang, dan terlalu sulit untuk dibersihkan.
Pensterilan gelas-gelas
Gelas, botol, pipa, pipet yang sudah bersih tidak disterilkan di dalam autoklaf, karena barang-barang tersebut akan tetap basah sehabis sterilisasi. Alat-alat dari gelas dimasukkan di dalam oven kering selama 2 – 3 jam pada temperatur 160o – 170o C; hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya muatan yang dimasukkan dalam oven. Kapas masih dapat bertahan dalam oven kering selama waktu dan pada temperatur seperti tersebut di atas. Alat-alat yang belum bersih dan belum kering tidak boleh dimasukkan dalam oven kering. Pensterilan alat-alat dapat pula dilakukan dengan gas etilen oksida. Hal ini harus dikerjakan dengan hati-hati, karena ada bahaya letusan.
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
  • Pemanasan
a. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c. Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d. Uap air panas bertekanan : menggunakan autoklaf
  • Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV. Pemanasan dengan menggunakan sinar gelombang pendek lain seperti sinar-x, sinar gamma dll.
3. Sterilisaisi secara kimiawi, biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol, larutan formalin, larutan AMC (campuarn asam klorida dengan garam Hg) dsb.
III. Media (Medium)
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut media.sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
Media-media yang dapat digunakan dalam uji mikrobiologi ini antara lain:
  1. PCA (Plate Count Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri
  2. PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan khamir dan kapang
  3. Pepton: sebagai bahan pengencer
Pengertian dan Fungsi
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Macam-Macam Media Pertumbuhan
1. Medium berdasarkan sifat fisik (bentuk)
  • Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang mikroalge.
  • Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Biasanya untuk mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik.
  • Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar/tidak ditambah zat pemadat, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth). Biasa dipergunakan untuk kiroglae dan bakteri seperti bakteri dan ragi.
2. Medium berdasarkan komposisi (susunan)
  • Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
  • Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
  • Medium non sintesis/alami yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan penggunaan
  • Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
  • Media selektif/penghambat
Media selektif yaitu media yang dibuat untuk menekan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang diinginkan. Media yang hanya cocok untuk species-species tertentu dan tidak cocok untuk species yang lain. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
  • Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
  • Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
  • Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
  • Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
  • Media diferensial
Media diferensial yaitu media yang dibuat untuk memudahkan mengenali koloni organisme yang diinginkan. Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi, dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998)
IV. Penanaman Mikroba (inokulasi)
Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru minta banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut-paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril; ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan.
A. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat inokulasi itu kecil, bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel kepadanya. Pada waktu mengadakan inokulasi, baik sekali jika meja tempat inokulasi itu didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan juga di dalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Dalam laboratorium untuk membuat vaksin, serum dan sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan itu dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra-ungu.
B. Pemindahan dengan kata inokulasi
Ujung kawan inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom; ujung itu boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1 – 3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum (yaitu sampel bakteri) selesai, mulut tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.
C. Pemindahan dengan pipet
Cara ini dilakukan misalnya pada penyelidikan air minum atau pada penyelidikan susu. Untuk itu diambillah 1 ml contoh untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang steril. Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini untuk dicampur-adukkan dengan medium agar-agar yang masih dalam keadaan cair (suhu antara 42 – 45oC). Lalu agar-agar yang masih encer ini dituangkan di cawan Petri. Setelah agar-agar membeku, maka cawan Petri yang berisi piaraan baru itu disimpan dalam tempat yang aman, misalnya di dalam almari atau di dalam laci.
D. Teknik Penanaman
a. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
a.1. Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni.
a.2. Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen.
b. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
b.1 Goresan Sinambung
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
b.2 Goresan T
B.3 Goresan Kuadran (Streak quadrant)
  1. V. Identifikasi Mikroba
Untuk mengetahui sifat-sifat morfologi bakteri, maka bakteri dapat diperiksa dalam keadaan hidup atau mati. Pemeriksaan morfologi bakteri ini perlu, untuk mengenal nama bakteri. Disamping itu juga perlu pengenalan sifat-sifat fisiologisnya bahkan sifat-sifat fisiologis ini kebanyakan merupakan faktor terentu dalam mengenal nama spesies suatu bakteri. Pemeriksaan bakteri hidup harus dikerjakan dengan hati-hati, lebih-lebih jika yang akan diperiksa itu merupakan bakteri patogen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu :
  1. Suplai zat gizi.
Mikroorganisme membutuhkan makanan sama seperti mahkluk lainnya. Jadi dengan adanya zat gizi yang cukup maka pertumbuhan mikroba akan sangat cepat.
  1. Waktu.
Tentu saja seriap makhluk hidup termasuk mikroba membutuhkan waktu untuk berkembang biak. Pertumbuhan bakteri membentuk suatu kurva atau fase logritmik.
  1. Suhu.
Suhu sangat penting bagi pertumbuhan mikroba, apabila suhu naik maka metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat atau apabila suhu naik atau turun sel berhenti melakukan kegiatan metabolisme.
  1. Nilai pH.
Nilai pH untuk pertumbuhan bakteri adalah sekitar atau berkisar antara pH 6,0-8,0.
  1. Aktifitas air.
Semua organisme membutuhkan air pada proses metabolisme. Aktifitas air adalah jumlah air yang terdapat dalam bahan pangan. Jenis mikroba yang berbeda membutuhkan air yang berbeda.
  1. Ketersediaan Oksigen.
Mikroba terbagi atas beberapa kelompok :
-Aerobik : membutuhkan udar unutk kegiatan metabolismenya.
-Anaerobik : tidak dapat tumbuh dengan adanya oksigen, bahkan oksigen merupakan racun baginya.
-Anaerobik fakultatif : dimana oksigen digunakan akan dipergunakan apabila tersedia, jika tidak tersedia maka akan terus anaerobik.
-Mikroerofilik : mikroba yang lebih dapat tumbuh dengan kadar oksigen lebih rendah daripada yang di atmosfer.
7. Faktor-faktor kimia
8.Radiasi
Fase pertumbuhan bakteri adalah :
-  Fase lambat : fase adaptasi mikroba dengan media.
- Fase log : setelah beradaptasi, sel-sel akan tumbuh dan membelah diri secara eksponensial.
- Fase tetap : dimana mikroba tidak lagi tumbuh. Hal ini terjadi karena zat gizi yang ada telah habis atau penimbunan zat racun sebagai hasil akhir.
- Fase menurun : sel-sel yang berada pada fase tetap akhirnya mati bila tiodak dipindahkan ke media lainnya.
Mikroba terdiri dari :
1. Bakteri : mikroorganisme bersel satu, prokariotik yang paling sederhana. Hidup bebas dan terdapat di mana-mana.
2. Jamur : organisme eukariotik yang merupakan organisme pengurai. Ia tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat dikatakan sebagai tumbuhan. Jamur ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler.
3. Khamir : bagian dari fungi (Jamur) yang tersusun dari satu sel atau uni seluler.
4. Kapang : bagian dari fungi yang tersusun atas banyak sel (multiseluler), miseliumnya berwarna-warni sehingga mudah dikenali.


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Praktikum 1 (Kamis, 14 Januari 2010)
  • Pembiakkan Mikroba Tanah pada Media Apel dan Kentang
3.1.1 Tujuan
Mengetahui dan mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada media apel dan kentang.
3.1.2 Alat  dan Bahan
Alat: 1. Pisau dapur                                    Bahan: 1. Kentang
2. Spatula besi                                               2. Apel
3. Bunsen                                                      3. Tanah sawah
4. Nampan                                                    4. Tanah lapangan
5. Kertas label dan alat tulis                           5. Tanah sampah
6. mamaLime
7. kapas steril
8. aluminium foil
3.1.3 Cara kerja
  1. Mencuci apel dan kentang sampai bersih kemudian merendam apel dan kentang dengan mamaLime selama ± 3 menit, lalu dicuci kembali setelah itu dikeringkan (angin-angin).
  2. Mencuci pisau dan spatula sampai bersih lalu mengeringkannya.
  3. Memanaskan pisau dengan bunsen dan membiarkannya hingga dingin, kemudian melubangi apel dan kentang. Meletakkan 2 spatula tanah di dalamnya kemudian menutupnya dengan kapas steril pada permukaan tanah tersebut.
  4. Membungkus apel dan kentang dengan aluminium foil pada seluruh permukaannya dengan rapi.
  5. Setiap selesai melubangi satu buah apel/kentang, pisau dicuci bersih dan dipanaskan (seperti cara kerja di atas).
  6. Memberi label keterangan pada apel dan kentang lalu meletakkannya di atas nampan dan membiarkannya selama ± 1 minggu.
  7. Melakukan pengamatan setelah 1 minggu. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada buah.
3.1.4 Hasil Pengamatan
Tabel Pembiakkan mikroba Tanah
Media
Sumber Mikroba
Keterangan

Tanah
1). Warna kentang tidak berubah, tidak berbau, kering, tidak ada mikroba

Lapangan
2). Tidak ada perubahan warna, tidak bau, kering tidak ada mikroba
Kentang
Tanah
1). Warna kentang kehitaman, berair, bau, kentang menjadi lembek

Sampah
2). Warna kentang kehitaman, berair, berbau busuk,lembek, warna tanah menjadi hitam.

Tanah
1). Tidak ada perubahan warna, tidak berair (kering), keras, tidak bau.

Sawah
2). Tidak ada perubahan warna, tidak berair (kering), keras, tidak bau.

Tanah
1).Warna apel berubah coklat, busuk, lembek, lembab, tidak bau, tanah kering.

Lapangan
2).Warna apel berubah (hijau-coklat), busuk, lembek, lembab, tidak bau, tanah kering.
Apel
Tanah
1).Warna apel coklat muda dan kehitaman dibagian dekat tanah, basah (berair), bau sampah, busuk, lembek.

Sampah
2).Warna apel coklat kehitaman, basah (berair), bau sampah, busuk, lembek.

Tanah
1).Warna apel coklat muda, busuk, berair, lembek, bau busuk buah, warna tanah keabu-abuan.

sawah
2).Warna apel coklat muda, sangat berair, bau busuk buah, lembek, warna tanah keabuan.
3.2 Praktikum 2 (Kamis, 14 Januari 2010)
  • Sterilisasi Alat
3.2.1 Tujuan
Mempelajari teknik/cara dari sterilisasi alat dan bahan.
3.2.2 Alat dan Bahan
Alat: 1. Cawan petri                                       Bahan: 1. mamaLime
2. Tabung reaksi                                               2. Tissue steril
3. Jarum ose dan spatula kaca                           3. Kertas sampul
4. Erlenmeyer                                                   4. Karet gelang
5. Autoclave                                                     5. Nampan/baki
3.2.3 Cara Kerja
  1. Mencuci bersih cawan petri, tabung reaksi, jarum ose dan kaca, serta Erlenmeyer dengan mamaLime kemudian mengeringkan alat dengan tissue steril.
  2. Menutup alat-alat dengan kapas (untuk tabung reaksi dan erlenmeyer menutup bagian atas saja, cawan petri full, jarum ose full) kemudian membungkus alat dengan sampul coklat lalu diikat dengan karet dan memberi label. Menaruh di baki untuk sterilisasi.
  3. Melakukan sterilisasi dengan autoclave pada T=121 ºC, p= 1.5 atm, selama 15 menit (dihitung setelah autoclave pertama berbunyi).
  4. Mengambil dan menyimpan alat setelah jarum pada autoclave menunjukkan angka 0.
3.2.4 Hasil
Sterilisasi alat tidak terdapat hasil.
3.3 Praktikum 3 (Kamis, 21 Januari 2010)
  • Pembuatan Media Tanam
3.3.1 Tujuan
Mempelajari dan mengetahui cara pembuatan media padat Potato Sucrose Agar (PSA).
3.3.2 Alat dan Bahan
Alat: 1. Pisau dapur                                          7. Erlenmeyer
2. Timbangan                                           8. Cawan petri
3. Panci                                                   9. Tabung reaksi
4. Kompor                                              10. Spatula besi
5. Kain saring                                          11. Gelas ukur
6. Autoclave                                            12. Bunsen
Bahan: 1. Kentang
2. Aquades
3. Agar-agar
4. Sukrosa/gula
5. Aluminium foil
6. Kapas
3.3.3 Cara Kerja
  1. Merebus kentang (yang telah dikupas kulitnya, dicuci, dipotong dadu, dan ditimbang ± 200 gr) ke dalam ± 50 mL aquades dan diaduk-aduk selama 30 menit atau sampai airnya habis dan jangan sampai gosong lalu menghaluskan kentang.
  2. Menyaring ekstrak kentang menggunakan kain saring.
  3. Memasak 20 gr agar-agar dengan 500 mL aquades dan mengaduknya agar tidak menggumpal kemudian menyaring agar-agar dengan kain saring sebelum dingin.
  4. Menyampurkan agar-agar dengan ekstrak kentang lalu dididihkan kembali.
  5. Menambahkan sukrosa/gula setelah mendidih lalu mengaduk sampai rata dan menyaring kembali kemudian menuangkan bahan ke dalam Erlenmeyer.
  6. Membungkus mulut Erlenmeyer dengan aluminium foil dan ikat dengan karet dan membungkus seluruhnya dengan kertas sampul.
  7. Melakukan sterilisasi dengan autoclave (T= 121 ºC, p= 1.5 atm, selama 15 menit).
  8. Menuang media yang telah disterilisasi ke dalam cawan petri steril dan tabung reaksi steril (tegak dan miring) dengan cara mendekatkan pemanas Bunsen dengan alat (petri dan tabung) kemudian langsung menutup penutupnya  (untuk cawan petri) dan kapas (untuk tabung reaksi). Melakukan dengan cepat agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lain dan membiarkan hingga dingin/beku.
  9. Untuk tabung reaksi media miring, meletakkan tabung reaksi secara miring setelah menuang media.
3.3.4 Hasil
Dari pembuatan media tanam tidak terdapat hasil.
3.4 Praktikum 4 (Kamis, 21 Januari 2010)
  • Penanaman Mikroba dari Media Kentang dan Apel
3.4.1 Tujuan
Mempelajari teknik / cara penanaman mikroba
3.4.2 Alat dan Bahan
Alat: 1. Jarum ose                                       Bahan: 1. Media PSA
2. Cawan petri                                               2. Kapas
3. Tabung reaksi                                            3. Kertas label dan alat tulis
4. Bunsen
3.4.3 Cara Kerja:
  1. Mengambil ose lalu memanaskannya pada bunsen hingga pijar, dan dingin. Kemudian menginokukasikan media PSA (hasil percobaan 3) dengan mikroba tanah yang terdapat pada media apel dan kentang (percobaan 1).
  2. Mengambil 1 ose (lurus) dan menggoreskannya (secara halus) dengan bentuk zig-zag pada media tanam (cawan petri dan agar miring), untuk media agar-agar tegak dengan cara menusuk media hingga mendekati dasar, lalu menariknya dengan perlahan, kemudian menutup alat dan memberi label.
  3. Menginkubasikan mikroba selama ± 4 hari pada suhu kamar (25 ºC).
  4. Mengamati setiap penampakan koloni yang tampak dan mencatatnya.
3.4.4 Hasil
Untuk hasil praktikum 4 sama dengan praktikum 5 (hasil  bisa dilihat pada praktikum 5).
3.5 Praktikum 5 (Senin, 25 Januari 2010)
  • Identifikasi Mikroba
3.5.1 Tujuan
Mengamati sifat pertumbuhan dan bentuk koloni mikroba pada berbagai macam media.
3.5.2 Alat  dan Bahan
Alat dan bahan: 1. Cawan petri
2. Tabung reaksi
3. Alat tulis
3.5.3 Cara Kerja
  1. Melakukan pengamatan setelah ± 4 hari setelah diinokulasikan.
  2. Mencatat dan mengamati tekstur (lender, serabut atau titik) dan warna.
  3. Membuat catatan dalam bentuk tabel identifikasi berdasarkan asal biakan mikroba.
3.5.4 Hasil
Tabel Identifikasi Mikroba Tanah
Media
Sumber Mikroba
Tekstur
Warna
Keterangan
Jenis
C
A
W
A
N
Kentang
Sawah
-Berserabut
-Berlendir
-Berbintik
Putih
-Berserabut tebal
-Lendir tidak banyak
-Bintik sedikit
-Beruap sedikit
-Sifat koloni: sirkuler, tepi rata
-tipe koloni: rata/efuse
Kapang
dan
Bakteri
P
E
T
R
I
Kentang Sampah
-berserabut
-berlendir
-berbintik
Putih
-berserabut sedikit
-lendir banyak, menyebar
-beruap sedikit
-sifat koloni: ireguler, tepi undulate
-tipe koloni: rata/efuse
Kapang
Dan
Bakteri

Kentang
Lapang
-berserabut
-berlendir
-tidak berbintik
Putih, hijau kehitaman
-berserabut banyak, teratur
-lendir banyak
-beruap sedikit
-sifat koloni: -
-tipe koloni: -
Kapang
C
A
W
A
N
Apel
Sawah
-berserabut
-berlendir
-tidak berbintik
Putih
Dan
Hijau
-berserabut sangat banyak
-berlendir tebal
-beruap sedikit
Kapang
P
E
T
R
I
Apel
Sampah
-berserabut
-berlendir
-berbintik
Putih
-berserabut sedikit, sangat tipis
-berlendir tebal
-beruap sedikit
-sifat koloni: sirkuler, tepi rata
-tipe koloni: rata/efuse
Kapang
Dan
Bakteri

Apel
Lapang
-berserabut
-berlendir
-tidak  berbintik
Putih
Hitam
-berserabut banyak, menyebar
-berlendir tipis, sedikit
-tidak beruap
Kapang
A
G
A
R
Kentang
Sampah
-berserabut
-berlendir
-berbintik
Putih
-berserabut sedikit
-lendir banyak, tebal
-bintik sedikit
-tidak beruap
-piaraan: efus (tipis menyebar)
Kapang
Dan
Bakteri

Kentang
Sawah
-tidak berserabut
-berlendir
-berbintik
Putih
-tidak berserabut
-berlendir sedikit
-berbintik banyak
-tidak beruap
-piaraan: menyebar (dari goresan smpai bbrp millimeter)
Bakteri
M
I
R
I
N
G
Kentang
Lapang
-berserabut
-berlendir
-berbintik
Putih
-berserabut sedikit, tipis
-berlendir sedikit
-berbintik sedikit
-tidak beruap
-piaraan: beaded (seperti untaian permata)
Kapang
Dan
Bakteri
A
G
A
R
Apel
Lapang
-berserabut
-tidak  berlendir
-tidak berbintik
Putih
-berserabut sangat sedikit
-tidak berlendir
-tidak beruap
Kapang
T
E
G
Apel
Sawah
-berserabut
-berlendir
-tidak berbintik
Putih
-berserabut sangat sedikit
-berlendir tebal
-beruap sedikit
Kapang
A
K
Apel
Sampah
-berserabut
-tidak berlendir
-tidak berbintik
Putih
-berserabut sedikit
-tak berlendir
-tak beruap
Kapang
BAB IV
KESIMPULAN
  • Pengamatan dalam mikrobiologi dapat dilakukan dengan teknik/cara tertentu yang mempunyai susunan/langkah-langkah:
-         Pembiakkan mikroba
-         Sterilisasi alat
-         Pembuatan media tanam
-         Penanaman mikroba
-         Identifikasi mikroba
  • Dalam pengidentifikasian bakteri terdapat berbagai macam sifat pertumbuhan koloni bakteri, baik itu koloni yang terdapat dalam cawan petri, agar miring maupun agar tegak.
  • Pada cawan petri, terdapat tipe dan sifat pertumbuhan bakteri yang dapat di identifikasi, yaitu:
-          Tipe koloni bakteri (elevasi, sifat tepi, permukaan dan bentuk)
-          Sifat koloni bakteri (struktur permukaan, bentuk dan tepi)
  • Pada piaraan agar miring, terdapat pertumbuhan bakteri dengan beberapa tipe: bentuk fili, ekhinulata, beaded, menyebar, plumose, arboresen, dan rizoid.
Dari hasil pengamatan didapat beberapa bentuk piaraan seperti: efus, menyebar dan beaded.
  • Pada piaraan agar tegak, terdapat pertumbuhan bakteri dengan beberapa tipe; bentuk fili, ekhinulata, rizoid, arboresen.

DAFTAR PUSTAKA
Suriawiria, Unus. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi modul 1-9. Jakarta: Karunika.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.