Friday 25 May 2012

Pesan dari Ibuku Tercinta untukku


Aku suka melihat wajah ibu. Sering kurenung wajah tenang ibu. Ibu sering berbicara denganku
walaupun aku masih belum dapat mengerti bait-bait kalimahnya. Ibu tahu walaupun aku belum dapat mengerti. Ibu yakin aku dapat mengingati. Saat ibu bercerita, aku curi-curi pandang matanya yang bersinar riang menterjemahkan kebahagiaan yang dikecapi.
Lembut wajahnya memancarkan tawadhu’ di dalm limpahan kesyukuran. Garis-garis halus wajahnya melambangkan ketabahan, lunak suaranya penuh kasih sayang dalam ketegasan.

Ibu mengungkapkan kata-katanya sambil membelai-belai kepalaku,

"Wahai anakku, Ketahuilah asal usul dirimu… Engkau lahir dari harapan seorang ibu yang pernah kuukir dahulu, sebuah harapan yang ku fikir tinggal harapan, namun keindahan tawakkal telah menjadikannya suatu kenyataan."

"Ibu tidak merasa terlalu awal untuk menitipkannya untukmu karena ibumu ini ingin kau besar dengan fikrah seorang wanita shalehah. Kelak akan kuulangi nasihatku bila kau sudah dewasa, supaya pada ketika itu kau tidak merasa asing dengan mutiara-mutiara nasihat ibumu ini. Dan seandainya ditakdirkan ibumu tidak berkesempatan, diriku tidak akan menyesal karena telah menyampaikannya kepadamu, permata hatiku."

Dalam keluarga, dirimu umpama madrasah yg akan mentarbiyyah pejuang-pejuang Islam. Sesungguhnya Baitul Muslim shaleh harus mempunyai madrasah yang shalehah karena dari Baitul Muslim yang shaleh akan lahirlah masyarakat dan Negara yang shaleh wal muslih.

Anakku,
Andai kau ingin memilih pendamping hidupmu,
Usahlah dilihat pada sebuah kesempurnaan karena manusia tiada sempurna.
Dia perlulah seorang yang mencintai Allah, mengasihimu karena Allah dan yang mau membimbingmu untuk lebih dekat dan mengenal Rabb.
Carilah dia yang menerimamu seadanya sebagai seorang wanita,
Yang seikhlas hati mengasihimu sebagai istri,
Yang jujur padamu sebagai teman hidupnya,
Yang memuliakan dirimu sebagai ibu kepada para zuriatnya,
Yang memahami hakikat dirimu sebagai hamba yang punya kewajiban kepada Sang Khalik,
Yang mengobarkan semangatmu untuk istiqamah di medan da’wah.

Siapapun dia yang telah ditakdirkan ALLAH buatmu,
Terimalah segala kelebihan dan kekurangannya, anakku...
• Kekurangannya menterjemah hakikat dirinya sebagai seorang hamba. Yang harus kau terima dengan penuh lapang dada.
• Kelebihannya bermaksud ALLAH menginginkan kebaikan buat dirinya dan menganugerahkan ketenteraman ketika kau bersamanya. Yang harus kau terima penuh kesyukuran tanpa bangga.

Carilah dia yang memahamimu secara reality,
Bukan menganggapmu bak bidadari,
Kelak ditakuti hatinya akan kecewa.
Hanya kepadanyalah, yang telah halal bagimu akan kau curahkan :
  1. Kepatuhan dan penghormatan

  1. Pengorbanan dan kesabaran

  1. Cinta dan kasih sayang

  1. Senyum manis dan belaian


Hanya padanya, anakku...
Tidak sesekali lelaki ajnabi, mujahadahlah untuk memelihara kemuliaan dirimu semata2-mata mengharap ridha Allah.
Lalu, kau didiklah zuriatnya yang kau lahirkan dengan penuh amanah .
Sejak zuriatmu didalam kandungan, perhatikanlah akhlakmu, makananmu, agar darah yg membentuk dirinya dari sumber yang suci.
Perdengarkanlah ia dengan alunan dzikir dan Kalam Illahi.
Agar bila lahirnya nanti perkara kebaikan adalah kebiasaaan dirinya.
Isi semangat ingin tahunya dengan ma’rifatullah, sunnah Rasulullah,para sahabat dan shahabiyah.
Lenturlah lidah lembutnya dengan sebutan dzikir dan bacaan alQuran,
Serikan hidupnya dengan keindahan bi’ah solehah qudwah hasanah dari ibu dan ayah,
Hiasi dirinya dengan keindahan akhlak, juga kecintaan pada ilmu.
Susuli perbuatan baik dan kejayaannya dengan pujian diiringi rasa tawadhu’.
Iringi setiap kesalahan dan silap perbuatannya dengan teguran berhikmah dan penuh kasih sayang.
Doronglah dia senantiasa supaya tetap berjuang di medan dakwah,
Memimpin ummah menuju hidayah.
Lazimi dirimu dengan taqarrub ilallah, sesungguhnya jalan menuju Allah tidak dihampari karpet merah. Malah berliku juga banyak halangannya.
Walau apa juga yang kau terima dari Allah, yang membuatmu suka maupun berduka,
Kembalikan segalanya kepada Allah.
Karena dariNya kita datang dan kepadaNya kita kembali.

Semoga kau tabah, anakku...
Menghadapi ranjau kehidupan, doa ibu akan senantiasa bersamamu walau dimana dikau berada.
Carilah dan tambahkanlah ilmu dari berbagai sumber ilmu dan pengalaman. Moga dikau menjadi penerus rantaian perjuangan ibu dan ayah. Semoga kau menjadi saham kebaikan buat ibu dan ayah di akhirat. Maafkan kami seandainya terdapat kekurangan pada didikan kami kepadamu karena kami juga manusia biasa yang penuh kelemahan.”

Ku merasakan hangatnya kepalaku dibelai ibu dengan penuh kasih saat tidur dipangkuannya.
Hangat airmatanya menetes di wajahku. Dan airmataku menetes dipangkuannya. Sungguh bahagianya aku memiliki insan mulia sepertimu, ibu...
Alhamdulillah, aku diberi nasihat/pesan oleh ibuku tercinta...
Alhamdulillah... Terimakasih, ibu...
Semoga aku dikaruniakan keizinan dan kekuatan untuk memenuhi harapanmu, wahai ibu yang mulia...
kasih sayangmu kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. 
(Hasil copas)

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.